Forum KUA Aceh Utara Adakan Silaturrahmi

Forum KUA Kabupaten Aceh Utara mengadakan acara Silaturrahmi dan konsolidasi di gedung Hasbi As-Shiddiqie Kota Lhokseumawe pada hari Rabu 05 Februari 2013 yang dihadiri oleh kurang lebih 95 orang peserta dari KUA se- Aceh Utara. 

Turut hadir dalam kegatan ini Kepala Kemenag Kabupaten Aceh Utara dan beberapa pejabat lainnya diantaranya Kasubbag TU, Kasi Bimas Islam dan Kasi PD Pontren serta Analis kepegawaian yang juga merangkap sebagai pemateri.

Acara tersebut mengusung Tema “Dengan kebersamaan kita tingkatkan kinerja dan integritas”. 

Dalam laporan ketua panitia yang disampaikan oleh Drs. Ismail D, acara ini terwujud dari berbagai akumulasi permasalahan yang dihadapi dilapangan baik secara internal maupun eksternal. Oleh karena itu dengan acara silaturrahmi dan konsolidasi ini diharapkan adanya solusi serta lahirnya berbagai ide-ide yang dapat memperkuat dan memperluas kiprah KUA dalam melayani umat dimasa yang akan datang. 

Acara ini dibuka secara resmi oleh Kepala kemenag Kabupaten Aceh Utara Drs. Zulkifli Idris, M. Pd. Dalam arahannya beliau mengapresiasi kegiatan silaturrahim ini. “Acara ini belum pernah dilaksanakan sebelumnya dan ini merupakan pertemuan perdana yang melibatkan seluruh kepala dan staff KUA, oleh karena itu saya harap acara seperti ini menjadi agenda tahunan yang dapat membangkitkan semangat kerja dan integritas.” kata Zulkifli. 

Agenda utama dari pelaksanaan kegiatan ini adalah membahas tiga permasalahan inti yaitu 1. Keseragaman tata kelola administrasi di KUA. 2. Hubungan kerja antar aparatur KUA. 3. Advokasi, perlindungan dan peningkatan SDM aparatur KUA serta publikasi. 

Untuk membahas permasalahan tersebut maka dibagi dalam tiga komisi. Masing-masing komisi tersebut beranggotakan 30 sampai 35 orang yang dipandu dengan arahan dari pihak panitia. Setelah mengeluarkan hasil pembahasan di komisi masing-masing kemudian dilanjutkan dengan rapat pleno yang menghadirkan seluruh peserta yang hadir. 

Diharapakan dengan keluarnya keputusan bersama tersebut akan mensinergikan dan mensikronkan seluruh kegiatan yang dilaksankan di Kabupaten Aceh utara. Diantara hasilnya adalah terbentuknya Kelompok Kerja yang tergabung dalam sebuah Tim yang bertugas mengkaji berbagai permasalahan yang dialami aparatur KUA, baik menyangkut permasalahan fiqh munakahat maupun berbagai regulasi yang ada. Hasil kajian tersebut akan dibuplikasikan pada Buletin Forum KUA yang insya Allah akan terbit dalam waktu dekat. Semoga ! (rusli au) 

Sumber : aceh.kemenag.go.id

Kankemenag Aceh Utara Adakan Buka Puasa Bersama

kuasyamtalirabayu.co.cc, LHOKSEUMAWE | Kantor Kementerian Agama  Kabupaten Aceh Utara pada Rabu (01/08/2012) pukul 17.15 WIB, mengadakan Silaturrahmi dan Buka Puasa Bersama di pelataran parkir kantor tersebut. Kegiatan yang diikuti oleh 300 undangan dari unsur Pegawai Kankemenag, Kepala KUA, Kepala Madrasah, Penyuluh Agama, dan Pengawas Madrasah serta Darmawanita ini telah menjadi agenda rutin setiap tahunnya di Kankemenag Aceh Utara.  

Kegiatan Silaturrahmi dan buka puasa bersama ini diisi dengan beberapa kegiatan, diantaranya Taushiyah dari Kepala Kankemenag Aceh Utara, Penyaluran Santunan untuk 50 anak yatim yang berasal dari 27 kecamatan dalam Kabupaten Aceh Utara, serta buka puasa bersama.

Ketua panitia, H. Marwan Kamaruddin, S.Ag dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan seperti ini sangat bermanfaat terutama untuk mempererat silaturrahmi antara pegawai Kankemenag, Kepala KUA, Kepala Madrasah, Penyuluh Agama, Pengawas,  serta Darmawanita yang semuanya akan bermuara pada sinergitas dalam bekerja dan produktifitas hasil kerja dalam lingkungan Kankemenag Aceh Utara.

Sementara itu, Drs. H. Zulkifli Idris, M.Pd, Kepala Kankemenag Aceh Utara dalam sambutannya menyampaikan bahwa inti dari kegiatan buka bersama ini adalah silaturrahmi, meskipun kegiatan kali ini lebih sederhana dari tahun-tahun sebelumnya, namun tentunya tidak mengurangi nilai silaturrahminya. “Selain itu dalam kegiatan ini, kita juga meyalurkan santunan kepada  50 anak yatim, yang dananya bersumber dari dana infaq dari seluruh pegawai dalam lingkungan Kankemenag Aceh Utara” tambahnya. [rdk]

Kakankemenag : Jangan Mengharap Surga di Depan Ka'bah

kuasyamtalirabayu.co.cc, LHOKSEUMAWE | Janganlah mengharapkan surga di depan ka’bah dan janganlah mengarapkan surga di dalam mesjid. Tapi surga ada di rumahnya anak-anak yatim dan fakir miskin. Hal tersebut disampaikan oleh Drs. H. Zulkifli Idris, M.Pd, Kankemenag Aceh Utara dalam taushiyah singkatnya dalam acara Silaturrahmi dan Buka Puasa Bersama di Kantor Kemenag Aceh Utara, Rabu (01/08/2012)

Dikatakan, Dalam beragama kita cenderung hanya mementingkan kesalehan pribadi dibandingkan kesalehan sosial, kita merasa sudah puas beragama ketika telah melaksanakan Shalat 5 waktu secara berjamaah, atau kita merasa puas bila sudah berhaji dan umrah berkali-kali. Namun kita lupa bahwa selain kesalehan secara pribadi, ada juga kesalehan sosial yg juga penting.

“Banyak orang yang merasa tahu bagaimana kondisi fakir miskin dan anak-anak yatim, tapi hanya sedikit yang tahu merasa kondisi fakir miskin dan anak-anak yatim tersebut. Oleh karenanya salah satu hikmah puasa adalah agar kita dapat merasakan yang dirasakan oleh orang-orang miskin. Puasa hendaknya jangan hanya mengutamakan inputnya saja, akan tetapi harus ada outputnya  berupa perubahan sikap setelah puasa” tambahnya. [rdk]

Hingga Hari ke-10 Ramadhan, Belum Ada Pernikahan di KUA Sayamtalira Bayu

kuasyamtalirabayu.co.cc, BAYU | Selama Bulan Ramadhan 1433 H, kegiatan di Kantor Urusan Agama Kecamatan Syamtalira Bayu relatif sepi. Bahkan hingga Ramadhan ke-10, Senin (30/07/2012), belum ada satu pun peristiwa Nikah yang dilaksanakan.

Menurut amatan tim kuasyamtalirabayu.co.cc, masyarakat yang datang ke KUA Kecamatan Syamtalira Bayu selama Bulan Ramadhan 1433 H sangat sedikit, jauh menurun dibandingkan dengan hari-hari lain sebelum Ramadhan. Mereka yang datang pun, keperluannya untuk hal-hal lain selain pendaftaran nikah, seperti membuat surat keterangan dan penyelesaian perselisihan keluarga.

"Kondisi seperti ini mungkin akan terus berlanjut hingga akhir Ramadhan, karena memang kebiasaannya pasangan yang akan menikah menghindari menikah di Bulan Ramadhan dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Biasanya setelah Ramadhan, yakni pada bulan Syawal nanti baru terjadi peningkatan jumlah peristiwa nikah" ujar Teuku Erdika Usiandra, SS, Kepala KUA Kecamatan Syamtalira Bayu.

Bunda Hafnizar: Komunikasi Antara Suami Istri Penting Untuk Menjaga Keutuhan Keluarga

Biaya hidup yang tinggi dan tuntutan pekerjaan sering meyibukkan PNS, tidak terkecuali di Kemnterian Agama. Kesibukan tersebut seringkali menguras waktu dan perhatian, baik bagi laki-laki dan perempuan, sehingga kurang berkomunikasi dengan pasangan masing-masing di rumah. Demikian ungkap Hj. Hafnizar, salah seorang penggiat pendidikan dan pemerhati masalah keluarga.

“Seringkali kemudian yang laki-laki tertarik dengan perempuan lain, atau sebaliknya yang perempuan jatuh hati pada laki-laki lain, jika komunikasi dalam keluarga tidak berkembang, bisa jadi rumah tangga PNS tersebut sudah diambang kehancuran,” ungkap Istri Ketua MPU Aceh ini yang kerap dipanggil Bunda, karena Drs. H. Ghazali Mohd. Syam suaminya pernah menjadi Kakanwil di Kementerian Agama Aceh.

“Jadi, sesibuk dan selelah apapun, komunikasi yang mesra harus sesering mungkin dibangun antara suami istri, supaya keutuhan rumah tangga tetap terjaga,” lanjut Bunda Hafnizar kepada sejumlah staf Subbag Hukmas di sela-sela kunjungannya ke Kanwil Kementerian Provinsi Aceh, rabu (25/7).

“Juga dengan anak-anak, bukankah sebagian pegawau menitip anak-anaknya di tempat penitipan karena sibuk bekerja, maka hari-hari libur harus maksimal digunakan untuk bersama anak-anak di rumah,” lanjut Ibu yang selah seorang putranya menjadi syahid dalam peristiwa tsunami 7 tahun yang lalu.
Sumber : aceh.kemenag.com

Di Bireuen, Masyarakat Temukan Buku Pemurtadan

Sebagaimana dilansir harian Serambi Indonesia (25/7) pada halaman 13 bahwa di Kecamatan Simpang Mamplam, Kabupaten Bireuen, pada senin (23/7) sejumlah warga menemukan buku-buku yang mencurigakan di pinggiran jalan raya berserakan, khususnya di kawasan yang jauh dari perumahan. Karena takut dibaca oleh anak-anak, maka buku-buku tersebut dibakar.
Sementara, beberapa eksemplar diserahkan masyarakat kepada Kantor Urusan Agama (KUA) Simpang Mamplam, Camat, Danramil dan Pos Polisi Simpang Mamplam pada selasa (24/7).
Menurut amatan Serambi, buku-buku tersebut antara lain berjudul “Cara Sehat Menuju Syurga,” “Ketika Nafiri Berkumandang,” “Bacaan Sehat Untuk Ummat Pencari Syurga,” “Jangan Aku Tertipu Tuhanku,” “Satu Raja diantara Segala Raja,” dan “Adam Tidak Beranak dan Tidak Diperanakkan,” yang berbentuk komik dialog antara seorang anak dengan ayahnya.
Sampul buku warna kuning, hijau muda dengan gambar salib di bagian depan. Dari beberapa buku tersebut tampak sebagai hasil foto kopi dan tidak ada nama penerbit.
Merujuk judul-judul buku tersebut, tidak jauh berbeda dengan buku-buku yang sempat dilaporkan ke Kanwil Kementerian Agama Aceh terkait dengan gerakan emurtadan pasca Tsunami dan Millata Abraham setahun yang lalu.
“Kita sangat menyangkan masih ada pihak-pihak yang secara tidak fair merusak ketentraman hidup beragama di Aceh, terlebib berupaya secara sembunyi-sembunyi untuk merusak keyakinan masyarakat yang sudah beragama,” Kata Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh, Ibnu Sa’dan.
“Padahal beberapa waktu yang lalu masyarakat di Neuheun Aceh besar menangkap basah dua orang misionaris yang berdakwah door to door dan berusaha merubah keyakinan masyarakat muslim, sekarang sudah muncul lagi motif-motif baru yang bisa saja menyasar anak-anak yang belum matang cara berpikirnya,” Sesal Ibnu Sa’dan.
“Kami berharap aparat hukum bisa memproses kasus ini dan menindak pelakunya sehingga menjadi jera,” kata Ibnu. “Kita khawatir, tampa adanya tindakan hukum yang tepat, akan terjadi konflik sosial di mana sebagian masyarakat akan melaksanakan hukum jalanan karena menilai pemerintah tidak perduli, sebagaimana kasus dukun santet beberapa waktu lalu juga terjadi di Bireuen.” Demikian harapan Kakanwil Kemenag Aceh dalam menjaga kerukunan dan keteriban beragama di Aceh.
Sumber: aceh.kemenag.go.id